This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 08 Desember 2014

Pencopet yang ku Tipu (Cerita ini bukan fiktif belaka, tetapi ini kisah nyata apa adanya, ditulis sambil tertawa)

Ramai, padat, macat, itulah Jakarta yang kita tahu dari pemberitaan TV, ineternet dan media lainnya. Terik matahari menyengat, asap dan debu menyatu menyelimuti tubuh yang kering dan berpeluh. Setiap orang sibuk dengan urusan pribadi. Abang angkot berteriak angkot…angkot…angkot…senin…senin…Tanah Abang…tanah Abang…Abang Bajai…bajai…bajai…bajai…Abang Bakso…bakso…bakso…bakso…dan begitu seterusnya. Pemandangan yang jarang ditemuakan di kota-kota lain
Banyak orang mangadu nasip di kota metropolotan ini dengan harapan agar mendapat hidup lebih baik, tetapi sebaliknay, tidak sedikit yang tak sesuai harapan. Banyak yang terpenjara dengan budaya dan lingkungan yang keras, individualis, dan hedonis karena sebagian besar masyarakat Jakarta sudah terframe oleh dogma-dogma moderenitas. Bagi setiap orang yang tidak mempunyai prinsip dan tidak memegang prinsip, Jakarta menjadi petaka.
Tidaaaa…aaa…aaa…aaak…!!!! Saya berteriak kencang dalam hati,  karena bayangan itu terpampang di hadapan saya. Ya, saya ke Jakarta, ini adalah angan-anagan yang menjadi fakta, Allah memberi saya kesempatan untuk mengenal Jakarta lebih dari yang saya ketahui selama ini. Bayangan itu muncul ketika saya berada di dalam kereta api yang melaju dari Madiun menuju Pasar Senin. 
Tepatnya Bulan Januari tahun 2013 angan-angan itu menjelma menjadi fakta, saya berniat untuk bersilaturrahmi ke rumah paman yang ada di Ciputat, Tanggerang,  Bnten, tetapi sebelum ke tujuan awal, seorang teman menawarkan kerumahnya yaitu di daerah Rangkas Bitung, Tangerang. Katanya daerah ini adalah tempat tinggal orang pedalaman banten (Baca : Badui). tawaran saya terima, hitung-hitung menambah wawasan kenasionalan. Saya berangkat ke Banten bertiga : saya sendiri, Dargo dan Luki. Luki adalah teman yang mengajak kami untuk kerumahnya, ia adalah Gus atau anak seorang kiyai. Bapaknya adalah seorang pengasuh pesantren.
Kami berangkat menggunakan kereta api dari stasiun Madiun, perjalanan cukup panjang dan lama, kata teman kami Luki, pagi insya Allah sampai, tetapai siang baru saya sampai, ternyata malam hari, kereta mengalami sedikit gangguan dan itu saya enggak sadar (terhanyut dalam mimpi indah).
Akhirnya kami sampai stasiun  pasar senin, kurang lebih pukul 11.00 yang merupakan tempat pemberhentin terakhir kereta yang kami kendarai. Untuk menuju ke Rangkas Bitung, Kami harus menuju ke Stasiun Tanah Aang. Terlintas dalam benak saya bahwa Tanah Abang, tempatnya pencuri penyamun, pencopot pemalak dan sejenisnya seperti yang diceritakan Gus Dur. Yah…Bismillah…dengan langkah mantab saya berjalan. Untuk menuju Tanah Abang kami harus mencari Mini Bus.
Susahnya mencari mini bus bak mencari paku di toko di warung nasi, kami sempat berpikir untuk menaiki bajai, walaupun suaranya sangant bising yang penting sampai tujuan. Gambaran yang pernah saya bayangkan ternyata benar adanya, bahkan lebih dari yang saya bayangkan. Setelah melihat langsung kota Jakarta, saya langsung memutuskan untuk tidak akan pernah punya mimpi tinggal di Jakarta.
Sambil berjalan santai menikmati panasnya Jakarta saya dan Dargo berpose di depan patung yang sebenarnya bukan patung wah. Orang-orang memandang kami dengan pandangan penuh keheranan, terserah orang-orang mau berpikiran apa tentang kami, yang penting ceprat-ceoret tetap eksis.
Dari penampilan, kami necis, keren, enggak ndeso atau kampungan, apalagi saya, penampilan saya  membuat orang berpikiran bahwa saya seorang guru atau PNS, ketika itu kami di dalam kereta api, Dargo ditanya oleh seorang penumpang,” temanmu itu guru ya ?”  hehehe…kerenkan ?. saya mengenakan kaos abu berlapis jaket, celana kain berwarna abu gelap, dan sepatu pantoprl hitam, saya kira ini yang membuat orang berpikiran bahwa saya ini adalah seorang guru.
Setelah lama berjalan sambil ceprat-cepret, bus yang kami cari datang dengan sendirinya. Ternyata Allah berbaik hati kepada kami. Bus tidak berhenti, tetapi berjalan dengan kecepatan tidak terlalu tinggi, dengan senang hati kami sedikit berlari dan melompat naik ke  dalam bus. Ya Rab...pemandangan yang asing, selama saya menggunakan bus, baru kali ini menemukan suasana dan pemandangan yang seperti ini. Padat, berantakan, panas, ribut. Ibu-ibu bapak-bapak berjubel, kamipun tidak mendapatkan tempat duduk, dengan terpaksa kam berdiri. Biasanya kami mendengar kata-kata mas, sekarang berubah menjadi abang. Bang-bang...terdengar suara dari dekat saya, setelah menoleh ternya seorang kernet kecil meminta ongkos, saya perkirakan umurnya baru sebelas atau dua belas tahun. Berpakaian kumuh, berkulit hitam berambut pendek bernada tinggi kalau berbicara, membawa lembaran-lembaran rupiah. Ongkospun kuberikan.
Saya membawa satu ransel dan tas pinggang kecil. Ransel, saya minta dargo menaruhnya mepet dengan body bus dan menjepit degnan tubuhnya. Tas pinggang saya tarus di sebelah kiri. “Dek hati-hati barangnya”  terdengan suara seorang ibu memperingati kami. Saya menoleh dan memberikan senyuman simple sebagai tanda meng-iyakan peringatannya.
Tiba-tiba datang seoarang berperawakan tinggi, kurus, rambut keriting, dekil, tampang seram dan prihatin jika melihatnya. Berdiri di belakang saya. Eh...bang, muncul dari mana makhluk seperti anda ?, saya berkata langsung di hadapanya, tetapi ia tidak mendengarkan perkataan saya, karena saya berkata di dalam hati.  Saya pun mulai curiga, bayangan-bayangan itu datang menghampiri saya lagi, saya mencoba menghilangkan bayang-bayang itu dengan mengalihkan pikiran.
Beberapa menit berlalu, saya melihat tas pinggang yang saya bawa dalam keadaaan sedikit terbuka, tetapi saya tetap membiarkannya tanpa menutupnay sedikitpun. Bus tetap melaju, sesekali berhenti untuk menaikan penumpang. Perjalanan saya nikmati walaupun ada sedikit gangguan. Perasaan saya mulai enggak enak sepertinya ada sesuatu yang terjadi, satu persatu saya pandangi dengan pandangan penuh curiga, setelah sekian lama saya mencari dan setelah saya melihat kesekeliling. Ternayata saya menemukan jawaban atas perasaan saya yang enggak enak.
Tas, tas pinggang saya terbuka lebar, ini pasti perbuatan orang yang tadi, tetapi saya berbahagia sekali bahkan sangat-sangat bahagia, pencopet itu berhasil saya tipu. Ketika pencopet itu membuka tas pinggang saya, ia disambut oleh SIKAT GIGI. Seketika itu sayapun tersenyum lebar.  
Segala sesuatu sudah saya siapkan dari sebelum pemberangaktan, pakain uang, dompet dan semua yang saya anggap berharga saya taruh di ransel, sedangkan isi dari tas pinggang adalah peralatan mandi, jadi pencopet itu hanya menemikan sabun, odol dan sikat gigi. Heheh...kasihan dech loe...

Selasa, 02 Desember 2014

Bakso Moro Seneng (Harga Ekonomis, Rasa Mantab Abisss)

Saya terdiam meratapi bangsa ini, bangsa yang besar katanya, bangsa yang kaya akan SDA katanya, bangsa yang merdeka dulunya. Setiap kali membaca media, saya tidak pernah mengucap Alhamdulillah tetapi mengucap Astaghfirullah. Mungkin bukan hanya saya sendiri, tetapi saya yakin teman-teman juga demikian. Apadaya, untuk saat ini kita hanya orang kecil yang hanya bisa berdo’a kepada yang maha kuasa.
Ketika rakyat Indonesia dibingungkan dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), ketika rakyat protes dengan melakukan demonstrasi besar-besaran atas kebijakan ini, ketika rakyat merasa dibodohi dan dibohongi oleh kebijakan yang tidak logis ini, ketika rakyat kecil menjerit lantaran meratapi hidup yang semakin susah karena harga semua bahan pokok melonjak tinggi, ketika pedagang dan pembeli sama rasa menanggung derita. ketika semua rakyat Indonesia menanggung permasalah ini dengan reaksi yang berdeda-beda.
“Ichaaank…terdengar teriakan ditengah-tengah lamunanku, suara itu berasal dari luar pintu kamarku dan aku tersadar
“Ya…siapa ?” jawabku
“Dargo ni ?”
“Oh..ente go”
“Ada apa ?” dengan penuh rasa penasaran
“Sugul teh” (Baca : Keluar ayo)
“Sugul jok embe kek” (Baca : Keluar Kemana)
“Pergi isi perut, laper ni” Jawabnya sambil menghelus-helus perut
“Ok..” jawabku simple dan penuh semangat dan kamipun berangkat
Tujuan kami belum jelas, mau makan apa ? dan cari makan dimana ? motor terus kulajukan dengan kecepatan 50 Km, motor-motor, mobil-mobil ku salip dengan perlahan, kemudian sawah-sawah aku lewati, gang-gang kecil ku lalui. Pada akhirnya mataku tertuju pada tulisan “ Bakso Pak Min, Moro Seneng “, motor ku berhentikan secara mendadak
“Kita coba ini gimana ?” tanyaku kepada dargo
“Ok dah” jawabnya singkat
Kami memang suka pergi keliling mencari makan (wisata kuliner). Pergi ke kota Ponorogo mencari buku, cukup 10 sampai 20 menit walaupun ini tujuan inti kami, tetapi mencari makan sampai berjam-jam padahal hanya sampingan. Bayangkan, bagaimana anehnyaa kami.
Motor aku parkirkan di bawah pohon mangga tepat disamping warung bakso Pak Min, aku melangkah masuk dan aku duduk sambil membaca menu yang ada.   Diluar lamunanku yang tadi, aku heran dengan bapak ini. Semua yang kubayangkan mengenai kesusahan rakyat Indonesia, ternyata berbalik 90 derajat. Ia tidak menaruh harga mahal untuk satu mangkok bakso disaat semua harga barang serba mahal, ia tidak ingin memberatkan pembeli, ia ingin berbagi kepada sumua orang.

Adalah Pak Min salah satu dari sekian banyak pedangan bakso yang ada di ponorogo. Pak Min pemilik warung bakso moro seneng, yang berada di tempat yang tidak strategis, jauh dari kota dan jauh dari keramaian. Tepatnya di dalam gang kecil di Jl. Sedap Malam. Tapi nama dan penikmatnay sudah dimana-mana. Warung pak Min tidak begitu besar, tidak begitu mewah. Warungnya hanya berukuran kurang lebih 3 X 5 M berdinding dari anyaman bambo dan beratapkan seng, sangat sederhana.
Tetapi jangan kira, walaupun dengan fasilitas warung yang tidak terlalu besar pak Min hanya bekerja seorang diri ?. Pak Min memiliki tiga karyawan dan tidak memiliki karyawati, karyawan yang ada adalah remaja-remaja yang diambil dari kampung asal Pak Min, yaitu Magetan. Jadi Pak Min bisa dibilang menejer tetapi terkadang sekali duakali Pak Min ikut terjun melayani pelanggan yang datang.
Warung bakso milik pak Min, ramai pengunjung, karena harga yang sanagat bersahabat. Satu mangkok bakso hanya Rp. 4.000 saja, jadi bisa untuk semua kalangan (menengah kebawah atau menengah ke atas). Rasa dan porsi enggak kalah dengan bakso-bakso restoran. Saya pribadi terheran-heran dan terkagum-kagum dengan kelezatan bakso ala Pak Min, satu sendok kuah baksonya sudah terasa di lidah, melekat di hati.
Bagi sebagian orang yang biasa makan bakso selalu ditemani embel-embelnya, jangan takut tidak ada, Karena sudah disediakan campuran yang cukup pariatif mulai dari tahu goreng, lontong, kerupuk, dan kacang asin yang siap menambah kelezatan bakso ini. Minuman juga tersedi, mulai dari air putih, teh  hangat, es teh, es jeruk, jeruk hangat dll. Dijamin tidak akan mengecewakan dan bakalan ketagihan

Untuk diketahui kami (saya dan dargo) sering menghabiskan empat porsi bakso pak Min, ditambah dua lontong, tiga tahu, dua kacang asin, dua bungkus kerupuk dan satu gelas es teh.

Jumat, 28 November 2014

Universitas Pesantren Upaya Melahirkan Generasi Muslim Intelek

Universitas Pesantren merupakan tempat untuk menemukan kematangan dalam disiplin ilmu,dan adanya integrasi keilmiahan dan keprofesionalan dalam focus keilmuan, yang diharapkan dapat menjadi manifiesto pribada Rasulallah, baik dalam berpikir, bersikap, dan memutuskan sesuatu. Suasana ataupun kondisi lingkungan yang  ada di Universitas pesantren sudah jauh berbeda dengan di sekolah menengah pertama dan sekolah menegah atas. Kalau di sekolah menengah pembelajaran masih dengan dituntun dan dipaksa oleh guru-guru, berbeda halnya dengan di Universitas Pesantren, di Universitas Pesantren, tuntunan masih ada tetapi diri sendiri yang menuntun, pemaksaan masih ada tetapi diri sendiri yang memaksa. Artinya kedewasaan harus berperan penting dalam menjalakna kehidupan di Unversitas Pesantren.
Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk memberikan sedikit gambaran kepada pembaca dengan pembahasan yang singkat tentang : Pengertian Universitas Pesantren, Penanaman Nilai di Universitas Pesantren, dan Muslim Intlek. Pada dasarnaya  

Pengertian Univeraitas Pesantren
Sebelum megkaji lebih dalam, ada baiknya kita mengetahui makna dari Universitas dan Pesantren yang memiliki suku kata yang berbeda dan tentu makna yang berbeda.  Universitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perguruaan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah atau professional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.[1] Pola dan system pengajaran yang ada di Universitas tentu bereda dengan pola dan system yang ada di sekolah menegah pertama dan sekolah menengah atas. 
Sedangkan Pesantren adalah sekolah islam berasrama (Iskamic Boarding School) yang dipimpin oleh seorang kiai/kyai. Para santri[2] belajar di sekolah ini sekaligus tinggal di asrama. menurut A.H. Johns seperti dikutip oleh Zamaksyari Dhofier, Perkataan pesantren sendiri berasal dari akar kata santri dengan awalan pe dan akhhiran an yang berarti tempat tinggal para santri.[3]
Dari dua definisi di atas (Universitas & Pesantren )bisa ditarik kesimpulan bahwa Universitas Pesantren merupakan integrasi keilmiahan dan keprofessionalan dalam disiplin ilmu tertentu dengan system dan tradisi pendidikan dan pengajaran pesantren, seperti : berasrama, mahasiswa dan dosen (Kiyai) tinggal 24 jam di dalam kampus dan terikat dengan aturan-aturan yang ada, dll.

Penanaman Nilai di Universitas Pesantren
Nila adalah sesuatu yang identic dengan etika, dan nilai memiliki kajian tersenderi dalam filsafat, yang disebut dengan filsafat nilai. Menurut al-Attas Universitas Pesantren (Islam) adalah untuk mencerminkan manusia universal dan sempurna, maka semua yang terlibat dalam universitas itu, seperti struktur eksternal dan internal, prioritas daya, fungsi, dan penyebaran fakultas-fakultas, departemen-departemen di dalamnya, administrasi , pengaturan dan pemeliharaan, pengenalan dan pengakuan tentang otoritas di dalam dirinya, mestilah memberikan nilai yang mencerminkan potret manusia dalam konsep islam.[4]
Untuk mendukung pendapat al-Attas di atas (mencerminkan manusia universal dan sempurna) Universitas pesantren memiliki cara, corak dan gaya yang berbeda dalam penanaman nilai dengan universitas-universita lain, mungkin perbedaan-perbedaan yang ada tidak terlalu mencolok, tetapi ada beberapa faktor penting yang hanya dimiliki oleh Universitas Pesantren, seperti : Keteladanan, keteladanan selalu dikaitkan dengan hala-hal yang positf,  dan keteladanan ini lahir dari agama Islam yang mana Allah menunjuk Rasullallah sebagai refrensi dalam keteladanan.
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١
“ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulallah itu uswatun hasanah (suri tualadan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah”[5]
Keteladan merupakan faktor fundamental yang harus dimiliki oleh semua yang ada di dalam universitas pesantren, Keteladanan seorang Dosen (Kiyai), Mahasiswa dan semua yang tinggal di dalam kampus menjadi media pendidikan yang sangat efektif. Dengan adanya keteladanan dari semua elemen , setiap individu merasa bertangungjawab atas terselenggaranya kegiatan. Semua merasa terkontrol dan memiliki rasa tanggungjawab untuk selalu berpikir dan berbuat yang terbaik kepada yang lain. Metode lain adalah penugasan. Metode ini dilakukan dengan melibatkan semua mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kependidikan. Selain kedua metode diatas ada juga pola penciptaan lingkungan, lingkungan yang baik akan melahirkan pribadi-pribadi yang baik, begitu juga sebaliknya, lingkungan yang buruk akan melahirkan pribadi-pribadi yang buruk. Ja’far ‘bdu al-Salim mengatakan :
 البئعة هي المهد و الفراش و الموطن و السكن و الحياة  للإنسان, فقد سخرها الله له و زودها بكل مقومات الحياة الآمنة الصحيحة السليمة.  
Dalam doktrin Islam manusia harus tinggal di lingkungan yang baik dan benar yang mampu membentuk kepribadiannya, dan agar selalu memelihara lingkungannya agar terhindar dari kerusakan.[6] Hali ini dimaksudkan sebagai langkah pengkondisian dalam suasana pendidikan. Sehinga semua yang dialami sehari-hari harus mengandung unsur pendidikan. Pola lain yang selalu mewarnai dalam menyelenggarakan kegiatan adalah pengarahan, pengarahan merupakan langkah awal atau starting point, penanaman semanagat sebelum dilakukannya kegiatan,dengan harapan agar semua memiliki persepsi yang sama dan agar semua mengetahui, memahami, dan mengenal nilai-nilai filosofis (hikmah) yang tersimpan di setiap kegiatan. Keempat metode di atas akan membuahkan hasil yang sesuai harapan bila diiringi dengan disiplin yang kuat dan sedikit pemaksaan.
Semua pola dan system yang di atas, dalam rangka menciptakan pencerminan nabi dalam hal pengetahuan dan tindakan yang benar, dengan fungsi untuk melahirkan manusi-manusia intlek, manusia-manusi baik (insan kamil)[7] yang sedapat mungkin dikembangkan kualitasnya sesuai dengan kapasitas dan potensi bawaannya.[8]

Muslim intlek
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ٢٨
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.”
            Dalam ayat di atas yang perlu kita garis bawahi adalah إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ dalam potongan ayat ini ulama sebagai pribadi yang takut akan Allah, ketakutan ini merefleksikan ketaqwaan dan ketaatan, dan menambah keimanannya kepada Allah. Dan inilah sebenarya hakikat dari muslim yang intlek
Untuk menjadi muslim yang intlek (ulama) dalam ajaran islam sendiri sudah ada tuntatan untuk setiap penganutnya, laki-laki dan perempuan untuk belajar atau menuntut ilmu. Sedemikian pentingnya ilmu itu dalam islam. orang yang menuntut ilmu, oleh Nabi Muhammad SAW digolongkan sebagai orang yang berada di jalan Allah.[9] Dan diharapkan orang yang menuntut ilmu akan menjadi munzir ketika ia sudah berilmu.
Dalam sebuah hadist Rasulallah SAW bersabda :
إن العلماء ورثة لأنبياء.[10]
“ Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi“ (HR. al-Tirmidzi).
Penuntut illmu (tolibu al-‘Ilmi) dan ia berilmu kemudian mengamalkan ilmunya, dalam islam disebut ‘alim, muslim intlek, (orang islam yang intlek). Tetapi ironinya, dewasa ini yang lahir bukan muslim yang intlek, melainkan ilmuan yang paham agama, yang bebas membolak balik ajaran agama,dikarenakan keilmuannya tidak berlandaskan pada keimanan.
Para ilmuwan ini berkeyakinan bahwa tidak ada acampur tangan Tuhan dalam mendapatkan ilmu, ilmu itu hanya sesuatu yang empiris, yang hanya bisa diindra. Berbeda dengan prespektif islam, ilmu itu merupakan anugrah Allah SWT kepada seluruh hamba-Nya. Banyak sekali ungkapan al-Qur’an yang menyatakan bahwa ilmu itu datangnya dari Allah dan diajarkan kepada manusia.[11] Keyakinan bahwa ilmu itu datang dari Allah yang membuat orang islam mengamalkan ilmunya dengan ikhlas, dan akan terus bersungguh-sungguh menambah ilmunya.
Sesuai dengan ayat-ayat dalam al-Qur’an dan sabda Nabi, bahwa muslim intlek (ulama) orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah,yakni mereka-mereka yang memiliki pengethuan yang bersifat kauniyah (sains atau alam semesta) dan ulam juga harus melanjutkan estapet keilmuan yang sudah diwariskan oleh Nabi SAW berupa ilmu agama, ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan hadist, muslim intlek sangat dibutuhkan eksistensinya untuk membawa agama bangsa dan Negara ini ke kehidupan yang lebih baik.



[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahsa Indonesia. Jakarta : (Granmedia Pustaka Utama, cet-4 2012), hal 1530
[2] orang yang mendalami agama Islam
[3] Drs. Dyayadi, M.T, Kamus Lengkap Islamologi, Pertama dan Terlengkap di Indonesia, (Yogyakarta : Qiyas 2009), hal 476
[4] Drs. Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam, Analisis Pemikiran Prof. Dr. Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, (Yogyakarta : putaka Pelajar, cet II 2009), hal 44
[5] Surah al-Ahzab : 21
[6] Ja’far ‘abdu al-Slam, al-Islamu wa al-Hufazu ‘ala al-Bi’ah, al-Qahirah : (Rabitotu jami’ati al-Islamiyah 2006), hal 19
[7] Dalam buku Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan, hal 42, dikatakan “ insan kamil harus menjadi paradigma ataupun model bagi perumusan sebuah universitas.
[8] Drs. Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam, Analisis Pemikiran Prof. Dr. Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, (Yogyakarta : putaka Pelajar, cet II 2009), hal 43
[9] Muhammad Wahyuni Nafis, Pesantren Daar al-Qolam, Menjawab Tantangan Zaman, (Tangerang : daar el-qolam press, 2008), hal 25
[10] Abu ‘Isa Muhammad ibnu ‘Isa ibnu Surah, al-Jami’ al-shahih wa Huwa Sunanu al-Tirmidzi, (Bayrut : daru al-Alkutub al-‘Ilmiyah 1987), al-Juz’u al-Khamis, hal 47
[11] Prof. Dr. H. Said Agil Husain al Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an Dalam System Pendidikan Islam, (Jakarta Selatan : Ciputat Press, 2003), hal 77 

Fitrah Sang Bilik Termenung (Cerita unik di balik seminar bedah buku syiah, jum’at 28/11/2014)

Tertulis di jadwal, seminar akan di mulai pada pukul 07.30, tetapi apa daya SDM (Sumber Data Manusia) penggerak yang jumlahnya terbatas membuat semua tak sesuai dengan rencan. Maklum saja Fakultas ushuluddin yang notaben adalah panitia hanya berjumlah lima belas orang, itupun terbagi di dua tempat. Sebagian stay di hall CIOS (Center for Islamic and Ocsidentalis Studies ) untuk menyambut peserta yang sudah hadir, dan sebagian lainnya mengajak teman-teman smester 1, 5, 7 dan smester kayangan (sebutan untuk smester 9 ke atas) dari fakultas ushuluddin untuk menghadiri seminar, kebetulan seminar ini di adakan oleh senat mahasiswa fakultas ushuluddin smester 3.

Kurang lebih pukul 08.30 semiar akan dimulai, saya terbangun dari mimpi indah pukul 08.00 setelah tertidur beberapa menit ba’da shalat subuh, secara reflex otak saya mengingat seminar, seminar, seminar, kata-kata seminar berputar-putar mengitari kepala saya. Hitungan menit penampilan saya berubah. Dengan mengenakan kemeja coklat dan berwaran hitam. tentu diawalai dengan mandi-mandi dll.
Sebelum melanjutkan, mungkin perlu kiranya saya menceritakan mengapa saya ko’ tidur lagi setelah subuh ?, dengan tujuan agar tidak ada dusta diantara kita. Ceritanya begini :
“Kemarin Siang saya memliki aktifitas yang dibilang padat enggak juga, tetapi   lumuyan menguras tenaga, lantaran harus keluar kampus mengurus ini itu sampai  menjelang maghrib. Stelah maghrib saya masih harus keluar karena ingin menghadiri  tabligh akbar di masjid agung ponorgo bersama ust. Yusuf Mansur. Berjam-jam  menunggu ternyata Allah berkata lain.
“Ust. Yusuf Mansur tidak bisa hadir,”  kata ketua panitia,dengan raut wajah menyesal. karena ada sedikit musibah,
“Yaaahh…” para hadirin sedikit kecewa, trutama ibu-ibu, tetapi ketua panitia tetap memberi motivasi dengan memberikan hadist- hadist Rasulallah SAW. Berhubung tabligh akbar tidak jadi, saya langsung mengaambil haluan lain, yaitu, main badminton sampai dengan jam 01.00.”
Inilah kronologi singkat yang mengahruskan saya tidur setelah subuh…(www.ceritanyakecapeakan.com)
Kembali kecerita awal, setelah berpenampilan cukup rapi, dengan langkah tegap dan cepat saya meneuju Hall CIOS, sesampainya di Hall, saya disambut dengan pena dan kertas yang berisikan kolom kehadiran dan satu kotak snack, kolom saya isi dengan menulis nama dan tanda tanagn kemudian snack saya sambar lalu saya masuk dan duduk di tengah-tengah kerumunan peserta yang datang lebih dulu dari saya. Saya tidak terlambat, karena ketika saya datang acara baru akan dimulai.
Sambil menunggu mulainya acara, kotak snack saya buka, terdapat satu gelas air mineral, satu buah gorengan dan satu buah kue basah. Gorengan saya ambil, saya makan. Kemudian kue basah saya ambil, saya makan. Kemudian air mineral saya ambil, tidak saya makan, tetapi saya minum. Tanpa saya sadari kotak snack telah kosong. Ternyata saya datang dalam kondisi perut kosong.
“Bissmillahirrahmanirrahim, assalau’alaikum Wr. Wb…” suara MC terdengat berwibawa
“Waalaikumussalam Wr. Wb …” suara peserta terdengar antusias
Susunan acara dibaca oleh MC yang diawali dengan pembukaan dilanjutkan dengan lantunan ayat suci al-Qur’an. Sebelum lantunan ayat suci selesai, saya bingung-bingung sendiri kemudian saya berusaha menenangkan diri, saya berpikir ko’ ada yang aneh, ada yang terasa ganjil pada diri saya, tapi apa itu ?. Setelah saya selidiki dan saya cermati, oh…ternyata ada panggilan alam, saya sakit perut…dengan terpaksa saya harus meninggalkan hall CIOS untuk sementara.
Yang saya pikirkan hanya satu, “Bilik Termenung”. Saya berjalan dan mencari tempat yang ada dalam pikiran saya (tak sampai mendaki gunung melewati lembah). Akhirnya saya temukan ia (bilik termenung), ia berada di selatan masjid, sandal aku lepaskan, untuk menjaga kesucian tempat wudlu (ia dan tempat wudlu berada di satu gedung). Sebelum memasukinya, saya bertemu dengan seorang takmir masjid berkebangsaan Malaysia mengenakan kaos oblong putih dan celana training panjang berwarna hitam sedang membersihkan bilik termenung dengan semagat dan penuh rasa tanggungjawab, saya bangga, takjub, dan sedikit kasihan karena pak cik seorang diri membersihkan 4 bilik termenung. 
Saya                : “bersih bersih pak cik ?” tanya saya sedikit ramah
Pak cik             : “iya bang…?” Jawab pak cik…ini Malaysia ko manggil abang piker saya…
Saya                : “sendiri pak cik ? mana yag lain ?” dengan penasara, karena melihat kondisi pak cik yang berlumuran keringat
Pak cik            : “berdua bang, yang lain membersihkan masjid”
Saya                : “oh…saya ga enak pak cik”, lanjut saya, “masak baru dibersihkan mau dikotori lagi ?” sambil senyum-senyum simple…
Pak cik             : “ga apa-apa bang…sudah fitrahnya juga”…
Saya                : “oh…” menganggukkan kepala dan senyum sedikit lebar
Sebelum mencurahkan hajat, di dalam saya berpikir, ternyata bilik termenung mempunyai fitrah, yang statusnya adalah tempat pembuangan akhir, apa lagi manusia yang sebagai khalifah fi al-‘ardi. Bilik termenung yang identic degan tempat yang profan saja, memiliki istiliah yang baik dan suci. Saya kurang tau apakah ia memiliki fitrah atau tidak? terlepas dari itu, ada hal positif yang bisa kita ambil, yaitu ia (bilik termenung) tidak akan mungkin keluar dari awal mula tujuan pembuatannya, coba saja kita bayangkan bagaimana seandainya bilik termenung merubah dirinya menjadi ruang makan ?, atau menjadi kamar tidur ?, mungkin istilah fitrah tadi saya rasa benar, meskipun  kurang tepat penggunaannya,

Kita manusia yang sudah jelas memiliki fitrah yang benar dan tepat, dan memiliki banyak fitrah, sudah jelas dan benar juga kita masih sering belum bisa menjalani tugas dari tujuan awal  penciptaan kita, kita masih sering keluar dari fitrah, fitrah kita masih kalah dengan hawa nafsu.

Selasa, 25 November 2014

Kata Singkat Penuh Makna


  1. Anda meremehkan sesuatu yang kecil, petak akan mengahampiri anda. Ibarat tanah (debu) hanya terselip di antara 7 kali air dalam membersihkan najis. tapi ia penentu dari kesucian dan penentu dari ibadah kita ke depan.....apa yang akan terjadi bila tanah (debu) di nafi-kan....? (kita pikirkan dan kita renungkan bersama)
  2. Anda malu anda hidup, anda tak punya malu anda mayat hidup
  3. Hati, bersihlah. Pikiran, besarlah. Ibadah, meningkatlah. Ilmu, berkembamglah. Wawasan, meluaslah. Tekat, kuatlah. Tujuan, jelaslah. Aksi, nyatalah. Sukses, datanglah 
  4. Anda harus memiliki tanggung jawab untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu agamamu dan negaramu (K.H. Abdul Karim Abdul Ghafur)
  5.  Ilmumu harus menambah imanmu, bukan melemahkan imanmu (K.H. Abdul Karim Abdul Ghafur)
  6.  Pergi dan tinggal di suatu tempat, ambillah apa yang harus diambil (khudz maa Shofa) dan tinggalkan apa yang harus ditinggalkan (K.H. Abdul Karim Abdul Ghafur)
  7. Kebahagian tergantung kepada kepuasan intlektual dan kepuasan spiritual (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi)
  8. Dulu di pondok kalian diajari bagaimana cara hidup, sekarang di peguruan tinggi kalian diajari bagaimana meminej  hidup. Di perguruan tinggi kedewasaan yang paling utama (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi)

Senin, 24 November 2014

Kajian Perdana Ushuluddin

Berawal dari kegelisahan akan tantangan dunia Islam dimasa kini, diiringi kehausan inteleltual yang melanda mahasiswa baru fakultas ushuluddin Universitas Darussalam. Tepatnya pada malam senin 24 agustus 2014 kami melouncing kajian perdana mingguan, membuka cakrawala berfikir mereka yang lugu keilmuan dan masih meraba  keilmuan ushuluddin. Dengan dihadiri oleh delapan pengurus senat dan kurang lebih tiga puluh mahasiwa baru fakultas ushuluddin membuat suasana gedung rusunawa satu hidup dan bergemuruh, serasa dalam suasana dialog para pemikir dan agamawan. Redupnya lampu tak membuat semangat kami surut, keyakinan akan menemui secercah cahaya kebenaran intelektual membuat kami terpompa. Acara ini diselenggarakan, disamping ingin mengenalkan apa itu ushuluddin, juga bertujuan untuk saling mengenal dan mempererat tali persudaraan antar fakultas ushuluddin.
Didampingi satu botol air mineral dan sepiring keripik singkong, seorang dari pengurus senat memuqoddimahi dengan obrolan-obrolan ringan namun memikat. Diawali dari penjelasan tiga program studi ( Prodi ) yang ada dibawah naungan fakultas Uhuluddin. Perbandingan Agama sebagai Prodi tertua yang sekarang diketuai oleh H. Adib Fuadi Nuris, M.A, M.Phil, dan disusul oleh Ilmu Aqidah yang diketuai oleh  H. Ismail Budi Prasetyo, S.Ag, kemudian Ilmu Al-Qur’an & Tafsir sebagai prodi termuda yang beberapa bulan lalu mangadakan visitasi, dan diketuai oleh H. Asif Trisnani, Lc, M.A. dan Dekan Fkultas Ushuluddin adalah H. Syamsul Hadi Untung M.A, M.Ls   
Setelah menjelaskan Sturktur Pengurus Fakultas, kami memulai Dengan memberikan penjelasan secara global mengenai materi dan objek kajian ushuluddin. Kami sedikit menyenggol isu-isu aktual & kontemporer pemikiran, seperti : Skualrisme  & Liberalisme yang ada di Indonesia. Kami sampaikan bahwa, kedua paham tersebut adalah produk barat yang dihadiahkan kepada dunia. Sekularisme dalam definisi yang umum adalah paham yang memisahkan antara agama dan dunia, sedangkan liberalisme adalah paham yang mengedepankan kebebasan individual, atau bisa dikatakan kebebasan tanpa batas. Sejarah munculnya kedua paham ini, tidak terlepas dari masa kelam yang dialami barat pada abad pertengahan (the dark ages) atau mereka juga menyebutnya sebagai “zaman pertengahan“ ( the medieval ages ). Pada masa ini mereka merasa terkekang dibawah hegomoni gereja, gereja mengklaim bahwa ia sabagai wakil Tuhan yang memiliki otoritas tertinggi, banyak tindakan tidak manusiawi yang dilakukan kepada masyarakat yang membantah dogma-dogma egereja, yang sangat familiar adalah ingkuisisi. Ingkuisis merupakan lembaga yang bertugas untuk menyiksa orang-orang yang tidak patuh pada aturan gereja.  Dari sinlahi mereka terinspirasi untuk melepaskan diri dari cengkraman gereja, mereka lebih memilih hidup sekular-liberal. Di era ini mereka menganggap  agama sebagai momok yang harus dihindari dan tidak diakui lagi eksistensinya.
Disaat yang sama, tidak sedikit dari umat Islam yang pemikirannya terkontaminasi oleh paham-paham ini, bukan dari kalangan masyarakat yang berpendidikan rendah yang terjangkit paham ini tetapi sebaliknya, bahkan seorang guru besar terjangkit virus ini, adalah Prof. Musdah Mulia, Guru Besar Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menghalalkan Lesbianisme dan Homo seksual dengan membolak balik makna al-Qur’an semena-mena, al-Qur’an dipaksa mengikuti akal pikiran busuknya yang tak punya landasan sama sekali.    
Beberapa dekade ini, Islam dan penganutnya dirusak melalui ideologi dan  worldviewnya. Tetapi mereka tidak cukup puas dengan itu, mereka mulai mengkritisi kitab-kitab Turas, Fiqh, dan Hadist, bahkan al-Qur’an yang sudah jelas keontetikan dan kevaliditasanya pun mulai dikeritisi.
Ingin mengetahui lebih mendalam mengenai skularisme dan liberalisme, lanjut kami, silahkan baca buku milik pak Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Sekular-Liberal ?, diterbitkan oleh Center for Islamic and Occidental Studies ( CIOS ).
Uraian mengenai dua paham tersebut, dengan penyampain bahasa  lugas dan tegas membuat mereka terkesima dengan ushuluddin. Satu point terpenting yang kami sampaikan, bahwasanya ushuluddin mampu menjawab tantangan dunia Islam masa kini dan masa mendatang, ushuluddin sebagai wadah pembendung arus pemikiran Barat (Sekularisme, Liberalisme, Pluralisme) yang sekarang dianggap sebagai dogma tak terbantahkan dan sebagai Dewa bagi penganutnya.
Malam semakin larut, mata tak kuasa menahan kantuk yang melanda sebagian dari kami, kejenuhan tampak dari wajah kawan-kawan semester 1, kami mengakui obrolan-obrolan mengenai perdaban dan pemikiran Islam  sedikit berat bagi pemula. Akhirnya kami menutup kajian ini dengan berpesan agar jangan berkecil hati berada di fakultas ushuluddin, kami juga menyampaikan bahwa kajian adalah ruh ushuluddin. Kajian, diskusi, membaca, menulis adalah bagian dari ushuluddin, tanpa semua itu ushuluddin bagaikan mayat hidup.

Satu pertanyaan untuk temen-teman semester 1, “ apa salah satu alasan Tuhan menciptakan lima jari ? “ salah satunya adalah untuk ANDCISSSSS…( Associaton of New Developer and Center For Islamic Studies ). Ushuluddin…!!! ANDCISSSSS….!!!!