This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 28 November 2014

Universitas Pesantren Upaya Melahirkan Generasi Muslim Intelek

Universitas Pesantren merupakan tempat untuk menemukan kematangan dalam disiplin ilmu,dan adanya integrasi keilmiahan dan keprofesionalan dalam focus keilmuan, yang diharapkan dapat menjadi manifiesto pribada Rasulallah, baik dalam berpikir, bersikap, dan memutuskan sesuatu. Suasana ataupun kondisi lingkungan yang  ada di Universitas pesantren sudah jauh berbeda dengan di sekolah menengah pertama dan sekolah menegah atas. Kalau di sekolah menengah pembelajaran masih dengan dituntun dan dipaksa oleh guru-guru, berbeda halnya dengan di Universitas Pesantren, di Universitas Pesantren, tuntunan masih ada tetapi diri sendiri yang menuntun, pemaksaan masih ada tetapi diri sendiri yang memaksa. Artinya kedewasaan harus berperan penting dalam menjalakna kehidupan di Unversitas Pesantren.
Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk memberikan sedikit gambaran kepada pembaca dengan pembahasan yang singkat tentang : Pengertian Universitas Pesantren, Penanaman Nilai di Universitas Pesantren, dan Muslim Intlek. Pada dasarnaya  

Pengertian Univeraitas Pesantren
Sebelum megkaji lebih dalam, ada baiknya kita mengetahui makna dari Universitas dan Pesantren yang memiliki suku kata yang berbeda dan tentu makna yang berbeda.  Universitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perguruaan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah atau professional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.[1] Pola dan system pengajaran yang ada di Universitas tentu bereda dengan pola dan system yang ada di sekolah menegah pertama dan sekolah menengah atas. 
Sedangkan Pesantren adalah sekolah islam berasrama (Iskamic Boarding School) yang dipimpin oleh seorang kiai/kyai. Para santri[2] belajar di sekolah ini sekaligus tinggal di asrama. menurut A.H. Johns seperti dikutip oleh Zamaksyari Dhofier, Perkataan pesantren sendiri berasal dari akar kata santri dengan awalan pe dan akhhiran an yang berarti tempat tinggal para santri.[3]
Dari dua definisi di atas (Universitas & Pesantren )bisa ditarik kesimpulan bahwa Universitas Pesantren merupakan integrasi keilmiahan dan keprofessionalan dalam disiplin ilmu tertentu dengan system dan tradisi pendidikan dan pengajaran pesantren, seperti : berasrama, mahasiswa dan dosen (Kiyai) tinggal 24 jam di dalam kampus dan terikat dengan aturan-aturan yang ada, dll.

Penanaman Nilai di Universitas Pesantren
Nila adalah sesuatu yang identic dengan etika, dan nilai memiliki kajian tersenderi dalam filsafat, yang disebut dengan filsafat nilai. Menurut al-Attas Universitas Pesantren (Islam) adalah untuk mencerminkan manusia universal dan sempurna, maka semua yang terlibat dalam universitas itu, seperti struktur eksternal dan internal, prioritas daya, fungsi, dan penyebaran fakultas-fakultas, departemen-departemen di dalamnya, administrasi , pengaturan dan pemeliharaan, pengenalan dan pengakuan tentang otoritas di dalam dirinya, mestilah memberikan nilai yang mencerminkan potret manusia dalam konsep islam.[4]
Untuk mendukung pendapat al-Attas di atas (mencerminkan manusia universal dan sempurna) Universitas pesantren memiliki cara, corak dan gaya yang berbeda dalam penanaman nilai dengan universitas-universita lain, mungkin perbedaan-perbedaan yang ada tidak terlalu mencolok, tetapi ada beberapa faktor penting yang hanya dimiliki oleh Universitas Pesantren, seperti : Keteladanan, keteladanan selalu dikaitkan dengan hala-hal yang positf,  dan keteladanan ini lahir dari agama Islam yang mana Allah menunjuk Rasullallah sebagai refrensi dalam keteladanan.
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١
“ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulallah itu uswatun hasanah (suri tualadan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah”[5]
Keteladan merupakan faktor fundamental yang harus dimiliki oleh semua yang ada di dalam universitas pesantren, Keteladanan seorang Dosen (Kiyai), Mahasiswa dan semua yang tinggal di dalam kampus menjadi media pendidikan yang sangat efektif. Dengan adanya keteladanan dari semua elemen , setiap individu merasa bertangungjawab atas terselenggaranya kegiatan. Semua merasa terkontrol dan memiliki rasa tanggungjawab untuk selalu berpikir dan berbuat yang terbaik kepada yang lain. Metode lain adalah penugasan. Metode ini dilakukan dengan melibatkan semua mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kependidikan. Selain kedua metode diatas ada juga pola penciptaan lingkungan, lingkungan yang baik akan melahirkan pribadi-pribadi yang baik, begitu juga sebaliknya, lingkungan yang buruk akan melahirkan pribadi-pribadi yang buruk. Ja’far ‘bdu al-Salim mengatakan :
 البئعة هي المهد و الفراش و الموطن و السكن و الحياة  للإنسان, فقد سخرها الله له و زودها بكل مقومات الحياة الآمنة الصحيحة السليمة.  
Dalam doktrin Islam manusia harus tinggal di lingkungan yang baik dan benar yang mampu membentuk kepribadiannya, dan agar selalu memelihara lingkungannya agar terhindar dari kerusakan.[6] Hali ini dimaksudkan sebagai langkah pengkondisian dalam suasana pendidikan. Sehinga semua yang dialami sehari-hari harus mengandung unsur pendidikan. Pola lain yang selalu mewarnai dalam menyelenggarakan kegiatan adalah pengarahan, pengarahan merupakan langkah awal atau starting point, penanaman semanagat sebelum dilakukannya kegiatan,dengan harapan agar semua memiliki persepsi yang sama dan agar semua mengetahui, memahami, dan mengenal nilai-nilai filosofis (hikmah) yang tersimpan di setiap kegiatan. Keempat metode di atas akan membuahkan hasil yang sesuai harapan bila diiringi dengan disiplin yang kuat dan sedikit pemaksaan.
Semua pola dan system yang di atas, dalam rangka menciptakan pencerminan nabi dalam hal pengetahuan dan tindakan yang benar, dengan fungsi untuk melahirkan manusi-manusia intlek, manusia-manusi baik (insan kamil)[7] yang sedapat mungkin dikembangkan kualitasnya sesuai dengan kapasitas dan potensi bawaannya.[8]

Muslim intlek
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَۗ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ٢٨
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.”
            Dalam ayat di atas yang perlu kita garis bawahi adalah إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ dalam potongan ayat ini ulama sebagai pribadi yang takut akan Allah, ketakutan ini merefleksikan ketaqwaan dan ketaatan, dan menambah keimanannya kepada Allah. Dan inilah sebenarya hakikat dari muslim yang intlek
Untuk menjadi muslim yang intlek (ulama) dalam ajaran islam sendiri sudah ada tuntatan untuk setiap penganutnya, laki-laki dan perempuan untuk belajar atau menuntut ilmu. Sedemikian pentingnya ilmu itu dalam islam. orang yang menuntut ilmu, oleh Nabi Muhammad SAW digolongkan sebagai orang yang berada di jalan Allah.[9] Dan diharapkan orang yang menuntut ilmu akan menjadi munzir ketika ia sudah berilmu.
Dalam sebuah hadist Rasulallah SAW bersabda :
إن العلماء ورثة لأنبياء.[10]
“ Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi“ (HR. al-Tirmidzi).
Penuntut illmu (tolibu al-‘Ilmi) dan ia berilmu kemudian mengamalkan ilmunya, dalam islam disebut ‘alim, muslim intlek, (orang islam yang intlek). Tetapi ironinya, dewasa ini yang lahir bukan muslim yang intlek, melainkan ilmuan yang paham agama, yang bebas membolak balik ajaran agama,dikarenakan keilmuannya tidak berlandaskan pada keimanan.
Para ilmuwan ini berkeyakinan bahwa tidak ada acampur tangan Tuhan dalam mendapatkan ilmu, ilmu itu hanya sesuatu yang empiris, yang hanya bisa diindra. Berbeda dengan prespektif islam, ilmu itu merupakan anugrah Allah SWT kepada seluruh hamba-Nya. Banyak sekali ungkapan al-Qur’an yang menyatakan bahwa ilmu itu datangnya dari Allah dan diajarkan kepada manusia.[11] Keyakinan bahwa ilmu itu datang dari Allah yang membuat orang islam mengamalkan ilmunya dengan ikhlas, dan akan terus bersungguh-sungguh menambah ilmunya.
Sesuai dengan ayat-ayat dalam al-Qur’an dan sabda Nabi, bahwa muslim intlek (ulama) orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah,yakni mereka-mereka yang memiliki pengethuan yang bersifat kauniyah (sains atau alam semesta) dan ulam juga harus melanjutkan estapet keilmuan yang sudah diwariskan oleh Nabi SAW berupa ilmu agama, ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan hadist, muslim intlek sangat dibutuhkan eksistensinya untuk membawa agama bangsa dan Negara ini ke kehidupan yang lebih baik.



[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahsa Indonesia. Jakarta : (Granmedia Pustaka Utama, cet-4 2012), hal 1530
[2] orang yang mendalami agama Islam
[3] Drs. Dyayadi, M.T, Kamus Lengkap Islamologi, Pertama dan Terlengkap di Indonesia, (Yogyakarta : Qiyas 2009), hal 476
[4] Drs. Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam, Analisis Pemikiran Prof. Dr. Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, (Yogyakarta : putaka Pelajar, cet II 2009), hal 44
[5] Surah al-Ahzab : 21
[6] Ja’far ‘abdu al-Slam, al-Islamu wa al-Hufazu ‘ala al-Bi’ah, al-Qahirah : (Rabitotu jami’ati al-Islamiyah 2006), hal 19
[7] Dalam buku Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan, hal 42, dikatakan “ insan kamil harus menjadi paradigma ataupun model bagi perumusan sebuah universitas.
[8] Drs. Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam, Analisis Pemikiran Prof. Dr. Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, (Yogyakarta : putaka Pelajar, cet II 2009), hal 43
[9] Muhammad Wahyuni Nafis, Pesantren Daar al-Qolam, Menjawab Tantangan Zaman, (Tangerang : daar el-qolam press, 2008), hal 25
[10] Abu ‘Isa Muhammad ibnu ‘Isa ibnu Surah, al-Jami’ al-shahih wa Huwa Sunanu al-Tirmidzi, (Bayrut : daru al-Alkutub al-‘Ilmiyah 1987), al-Juz’u al-Khamis, hal 47
[11] Prof. Dr. H. Said Agil Husain al Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an Dalam System Pendidikan Islam, (Jakarta Selatan : Ciputat Press, 2003), hal 77 

Fitrah Sang Bilik Termenung (Cerita unik di balik seminar bedah buku syiah, jum’at 28/11/2014)

Tertulis di jadwal, seminar akan di mulai pada pukul 07.30, tetapi apa daya SDM (Sumber Data Manusia) penggerak yang jumlahnya terbatas membuat semua tak sesuai dengan rencan. Maklum saja Fakultas ushuluddin yang notaben adalah panitia hanya berjumlah lima belas orang, itupun terbagi di dua tempat. Sebagian stay di hall CIOS (Center for Islamic and Ocsidentalis Studies ) untuk menyambut peserta yang sudah hadir, dan sebagian lainnya mengajak teman-teman smester 1, 5, 7 dan smester kayangan (sebutan untuk smester 9 ke atas) dari fakultas ushuluddin untuk menghadiri seminar, kebetulan seminar ini di adakan oleh senat mahasiswa fakultas ushuluddin smester 3.

Kurang lebih pukul 08.30 semiar akan dimulai, saya terbangun dari mimpi indah pukul 08.00 setelah tertidur beberapa menit ba’da shalat subuh, secara reflex otak saya mengingat seminar, seminar, seminar, kata-kata seminar berputar-putar mengitari kepala saya. Hitungan menit penampilan saya berubah. Dengan mengenakan kemeja coklat dan berwaran hitam. tentu diawalai dengan mandi-mandi dll.
Sebelum melanjutkan, mungkin perlu kiranya saya menceritakan mengapa saya ko’ tidur lagi setelah subuh ?, dengan tujuan agar tidak ada dusta diantara kita. Ceritanya begini :
“Kemarin Siang saya memliki aktifitas yang dibilang padat enggak juga, tetapi   lumuyan menguras tenaga, lantaran harus keluar kampus mengurus ini itu sampai  menjelang maghrib. Stelah maghrib saya masih harus keluar karena ingin menghadiri  tabligh akbar di masjid agung ponorgo bersama ust. Yusuf Mansur. Berjam-jam  menunggu ternyata Allah berkata lain.
“Ust. Yusuf Mansur tidak bisa hadir,”  kata ketua panitia,dengan raut wajah menyesal. karena ada sedikit musibah,
“Yaaahh…” para hadirin sedikit kecewa, trutama ibu-ibu, tetapi ketua panitia tetap memberi motivasi dengan memberikan hadist- hadist Rasulallah SAW. Berhubung tabligh akbar tidak jadi, saya langsung mengaambil haluan lain, yaitu, main badminton sampai dengan jam 01.00.”
Inilah kronologi singkat yang mengahruskan saya tidur setelah subuh…(www.ceritanyakecapeakan.com)
Kembali kecerita awal, setelah berpenampilan cukup rapi, dengan langkah tegap dan cepat saya meneuju Hall CIOS, sesampainya di Hall, saya disambut dengan pena dan kertas yang berisikan kolom kehadiran dan satu kotak snack, kolom saya isi dengan menulis nama dan tanda tanagn kemudian snack saya sambar lalu saya masuk dan duduk di tengah-tengah kerumunan peserta yang datang lebih dulu dari saya. Saya tidak terlambat, karena ketika saya datang acara baru akan dimulai.
Sambil menunggu mulainya acara, kotak snack saya buka, terdapat satu gelas air mineral, satu buah gorengan dan satu buah kue basah. Gorengan saya ambil, saya makan. Kemudian kue basah saya ambil, saya makan. Kemudian air mineral saya ambil, tidak saya makan, tetapi saya minum. Tanpa saya sadari kotak snack telah kosong. Ternyata saya datang dalam kondisi perut kosong.
“Bissmillahirrahmanirrahim, assalau’alaikum Wr. Wb…” suara MC terdengat berwibawa
“Waalaikumussalam Wr. Wb …” suara peserta terdengar antusias
Susunan acara dibaca oleh MC yang diawali dengan pembukaan dilanjutkan dengan lantunan ayat suci al-Qur’an. Sebelum lantunan ayat suci selesai, saya bingung-bingung sendiri kemudian saya berusaha menenangkan diri, saya berpikir ko’ ada yang aneh, ada yang terasa ganjil pada diri saya, tapi apa itu ?. Setelah saya selidiki dan saya cermati, oh…ternyata ada panggilan alam, saya sakit perut…dengan terpaksa saya harus meninggalkan hall CIOS untuk sementara.
Yang saya pikirkan hanya satu, “Bilik Termenung”. Saya berjalan dan mencari tempat yang ada dalam pikiran saya (tak sampai mendaki gunung melewati lembah). Akhirnya saya temukan ia (bilik termenung), ia berada di selatan masjid, sandal aku lepaskan, untuk menjaga kesucian tempat wudlu (ia dan tempat wudlu berada di satu gedung). Sebelum memasukinya, saya bertemu dengan seorang takmir masjid berkebangsaan Malaysia mengenakan kaos oblong putih dan celana training panjang berwarna hitam sedang membersihkan bilik termenung dengan semagat dan penuh rasa tanggungjawab, saya bangga, takjub, dan sedikit kasihan karena pak cik seorang diri membersihkan 4 bilik termenung. 
Saya                : “bersih bersih pak cik ?” tanya saya sedikit ramah
Pak cik             : “iya bang…?” Jawab pak cik…ini Malaysia ko manggil abang piker saya…
Saya                : “sendiri pak cik ? mana yag lain ?” dengan penasara, karena melihat kondisi pak cik yang berlumuran keringat
Pak cik            : “berdua bang, yang lain membersihkan masjid”
Saya                : “oh…saya ga enak pak cik”, lanjut saya, “masak baru dibersihkan mau dikotori lagi ?” sambil senyum-senyum simple…
Pak cik             : “ga apa-apa bang…sudah fitrahnya juga”…
Saya                : “oh…” menganggukkan kepala dan senyum sedikit lebar
Sebelum mencurahkan hajat, di dalam saya berpikir, ternyata bilik termenung mempunyai fitrah, yang statusnya adalah tempat pembuangan akhir, apa lagi manusia yang sebagai khalifah fi al-‘ardi. Bilik termenung yang identic degan tempat yang profan saja, memiliki istiliah yang baik dan suci. Saya kurang tau apakah ia memiliki fitrah atau tidak? terlepas dari itu, ada hal positif yang bisa kita ambil, yaitu ia (bilik termenung) tidak akan mungkin keluar dari awal mula tujuan pembuatannya, coba saja kita bayangkan bagaimana seandainya bilik termenung merubah dirinya menjadi ruang makan ?, atau menjadi kamar tidur ?, mungkin istilah fitrah tadi saya rasa benar, meskipun  kurang tepat penggunaannya,

Kita manusia yang sudah jelas memiliki fitrah yang benar dan tepat, dan memiliki banyak fitrah, sudah jelas dan benar juga kita masih sering belum bisa menjalani tugas dari tujuan awal  penciptaan kita, kita masih sering keluar dari fitrah, fitrah kita masih kalah dengan hawa nafsu.

Selasa, 25 November 2014

Kata Singkat Penuh Makna


  1. Anda meremehkan sesuatu yang kecil, petak akan mengahampiri anda. Ibarat tanah (debu) hanya terselip di antara 7 kali air dalam membersihkan najis. tapi ia penentu dari kesucian dan penentu dari ibadah kita ke depan.....apa yang akan terjadi bila tanah (debu) di nafi-kan....? (kita pikirkan dan kita renungkan bersama)
  2. Anda malu anda hidup, anda tak punya malu anda mayat hidup
  3. Hati, bersihlah. Pikiran, besarlah. Ibadah, meningkatlah. Ilmu, berkembamglah. Wawasan, meluaslah. Tekat, kuatlah. Tujuan, jelaslah. Aksi, nyatalah. Sukses, datanglah 
  4. Anda harus memiliki tanggung jawab untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu agamamu dan negaramu (K.H. Abdul Karim Abdul Ghafur)
  5.  Ilmumu harus menambah imanmu, bukan melemahkan imanmu (K.H. Abdul Karim Abdul Ghafur)
  6.  Pergi dan tinggal di suatu tempat, ambillah apa yang harus diambil (khudz maa Shofa) dan tinggalkan apa yang harus ditinggalkan (K.H. Abdul Karim Abdul Ghafur)
  7. Kebahagian tergantung kepada kepuasan intlektual dan kepuasan spiritual (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi)
  8. Dulu di pondok kalian diajari bagaimana cara hidup, sekarang di peguruan tinggi kalian diajari bagaimana meminej  hidup. Di perguruan tinggi kedewasaan yang paling utama (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi)

Senin, 24 November 2014

Kajian Perdana Ushuluddin

Berawal dari kegelisahan akan tantangan dunia Islam dimasa kini, diiringi kehausan inteleltual yang melanda mahasiswa baru fakultas ushuluddin Universitas Darussalam. Tepatnya pada malam senin 24 agustus 2014 kami melouncing kajian perdana mingguan, membuka cakrawala berfikir mereka yang lugu keilmuan dan masih meraba  keilmuan ushuluddin. Dengan dihadiri oleh delapan pengurus senat dan kurang lebih tiga puluh mahasiwa baru fakultas ushuluddin membuat suasana gedung rusunawa satu hidup dan bergemuruh, serasa dalam suasana dialog para pemikir dan agamawan. Redupnya lampu tak membuat semangat kami surut, keyakinan akan menemui secercah cahaya kebenaran intelektual membuat kami terpompa. Acara ini diselenggarakan, disamping ingin mengenalkan apa itu ushuluddin, juga bertujuan untuk saling mengenal dan mempererat tali persudaraan antar fakultas ushuluddin.
Didampingi satu botol air mineral dan sepiring keripik singkong, seorang dari pengurus senat memuqoddimahi dengan obrolan-obrolan ringan namun memikat. Diawali dari penjelasan tiga program studi ( Prodi ) yang ada dibawah naungan fakultas Uhuluddin. Perbandingan Agama sebagai Prodi tertua yang sekarang diketuai oleh H. Adib Fuadi Nuris, M.A, M.Phil, dan disusul oleh Ilmu Aqidah yang diketuai oleh  H. Ismail Budi Prasetyo, S.Ag, kemudian Ilmu Al-Qur’an & Tafsir sebagai prodi termuda yang beberapa bulan lalu mangadakan visitasi, dan diketuai oleh H. Asif Trisnani, Lc, M.A. dan Dekan Fkultas Ushuluddin adalah H. Syamsul Hadi Untung M.A, M.Ls   
Setelah menjelaskan Sturktur Pengurus Fakultas, kami memulai Dengan memberikan penjelasan secara global mengenai materi dan objek kajian ushuluddin. Kami sedikit menyenggol isu-isu aktual & kontemporer pemikiran, seperti : Skualrisme  & Liberalisme yang ada di Indonesia. Kami sampaikan bahwa, kedua paham tersebut adalah produk barat yang dihadiahkan kepada dunia. Sekularisme dalam definisi yang umum adalah paham yang memisahkan antara agama dan dunia, sedangkan liberalisme adalah paham yang mengedepankan kebebasan individual, atau bisa dikatakan kebebasan tanpa batas. Sejarah munculnya kedua paham ini, tidak terlepas dari masa kelam yang dialami barat pada abad pertengahan (the dark ages) atau mereka juga menyebutnya sebagai “zaman pertengahan“ ( the medieval ages ). Pada masa ini mereka merasa terkekang dibawah hegomoni gereja, gereja mengklaim bahwa ia sabagai wakil Tuhan yang memiliki otoritas tertinggi, banyak tindakan tidak manusiawi yang dilakukan kepada masyarakat yang membantah dogma-dogma egereja, yang sangat familiar adalah ingkuisisi. Ingkuisis merupakan lembaga yang bertugas untuk menyiksa orang-orang yang tidak patuh pada aturan gereja.  Dari sinlahi mereka terinspirasi untuk melepaskan diri dari cengkraman gereja, mereka lebih memilih hidup sekular-liberal. Di era ini mereka menganggap  agama sebagai momok yang harus dihindari dan tidak diakui lagi eksistensinya.
Disaat yang sama, tidak sedikit dari umat Islam yang pemikirannya terkontaminasi oleh paham-paham ini, bukan dari kalangan masyarakat yang berpendidikan rendah yang terjangkit paham ini tetapi sebaliknya, bahkan seorang guru besar terjangkit virus ini, adalah Prof. Musdah Mulia, Guru Besar Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menghalalkan Lesbianisme dan Homo seksual dengan membolak balik makna al-Qur’an semena-mena, al-Qur’an dipaksa mengikuti akal pikiran busuknya yang tak punya landasan sama sekali.    
Beberapa dekade ini, Islam dan penganutnya dirusak melalui ideologi dan  worldviewnya. Tetapi mereka tidak cukup puas dengan itu, mereka mulai mengkritisi kitab-kitab Turas, Fiqh, dan Hadist, bahkan al-Qur’an yang sudah jelas keontetikan dan kevaliditasanya pun mulai dikeritisi.
Ingin mengetahui lebih mendalam mengenai skularisme dan liberalisme, lanjut kami, silahkan baca buku milik pak Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Sekular-Liberal ?, diterbitkan oleh Center for Islamic and Occidental Studies ( CIOS ).
Uraian mengenai dua paham tersebut, dengan penyampain bahasa  lugas dan tegas membuat mereka terkesima dengan ushuluddin. Satu point terpenting yang kami sampaikan, bahwasanya ushuluddin mampu menjawab tantangan dunia Islam masa kini dan masa mendatang, ushuluddin sebagai wadah pembendung arus pemikiran Barat (Sekularisme, Liberalisme, Pluralisme) yang sekarang dianggap sebagai dogma tak terbantahkan dan sebagai Dewa bagi penganutnya.
Malam semakin larut, mata tak kuasa menahan kantuk yang melanda sebagian dari kami, kejenuhan tampak dari wajah kawan-kawan semester 1, kami mengakui obrolan-obrolan mengenai perdaban dan pemikiran Islam  sedikit berat bagi pemula. Akhirnya kami menutup kajian ini dengan berpesan agar jangan berkecil hati berada di fakultas ushuluddin, kami juga menyampaikan bahwa kajian adalah ruh ushuluddin. Kajian, diskusi, membaca, menulis adalah bagian dari ushuluddin, tanpa semua itu ushuluddin bagaikan mayat hidup.

Satu pertanyaan untuk temen-teman semester 1, “ apa salah satu alasan Tuhan menciptakan lima jari ? “ salah satunya adalah untuk ANDCISSSSS…( Associaton of New Developer and Center For Islamic Studies ). Ushuluddin…!!! ANDCISSSSS….!!!!

Minggu, 23 November 2014

3 Pertanyaan Seputar Filsafat Islam

Para orientalis menyimpulkan bahwa “  No Philosophy in Islam and kalam is the stepsister born by the same mother “. Apa maksud pernyataan ini dan bagaimana anda menyangkal pendapat ini. Jelaskan argumentasi anda dengan logis.
Jawaban :
Maksud pernyataan di atas adalah para orientalis sependapat bahwa geneologi filsafat dalam islam harus dilacak dari Yunani, sebab menurut mereka filsafat tidak ada akarnya dalam tradisi intelektual Islam”.[1] Argumentsi lain muncul dari De Boer seorang orientalis periode awal, dengan tegas menyatakan bahwa “Islam datang ke dunia ini tanpa Filsafat” sebab, pada abad pertama masyarakat islam tidak mempunyai kesadaran akan metode atau sistim. Filsafat Islam hanyalah eklektisism yang terkait dengan hasil terjemahan karya Yunani, dank arena itu kajian kesejarahannya lebih merupakan asimilasi dari pada originasi.[2]
Untuk menyangakal pernyataan di atas, ada sebagian orientalis yang menyatakan bahwa Ushul Fiqih memiliki peran penting dalam melahirkan filsafat dalam Islam.[3] Dan pendapat ini benar adanya, karena kaidah-kaidah yang terdapat di dalam ushul Fiqh menggunakan rasio/akal. Dan dikatakan ilmu ushul fiqh adalah salah satu ilmu rasional (al-Ulum al-‘Aqliyah). Al-‘Ulwani mengatakan bahwa Mustafa ‘Abdu al-Razaq menegaskan urgensi ilmu ini dan menyatakan bahwa peneliti filsafat islam harus mempelajari al-Ijtihad bi al-‘Ra’yi karena ini merupakan kajian rasional pertama yang terbukti dilakukan oleh kaum muslimin hingga memunculkan mazhab-mazhab fiqh dan ilmu ushul fiqh. ‘abd al-Raziq mengingatkan dan mengengpos rasionalitas ilmu ini secara metodologis disertai dengan argumentasi rasional dan historis.[4]  

Benarkah pendapat orng yang menyatakan bahwa filosof Pertama Islam adalah al-Kindi ? jelaskan !!
Jawaban :
Saya membenarkan pendapat diatas. Karena dari beberapa buku, seperti ; al-Tarikh al-Islam, al-Tarikh Falasifah al-Islam, Tarikh al-Fikr al-Arabi, dan lainya menyatakan bahwa al-Kindi adalah seorang filosof islam pertama dari bangsa Arab yang berusaha memadukan antara Filsafat Yunani dengan ajaran Islam. Dari perpaduan ini al-Kindi menyatakan bahwa mempelajari filsafat tidak memusnahkan keyakinanan keagamaan selama kita berpegang pada dasar-dasar ajaran agama Islami.
Menurutnya Filsafat adalah upaya manusia mneladani perbuatan Tuhan sejauh jangkauan akal manusia. Menurutnya juga filosofi adalah orang yang mampu memperoleh kebijaksanaan dan mengamalkan kebijaksanaan itu.[5] Pernyataan al-Kindi sesuai dengan arti dari Flsafat[6] itu sendiri.
Dan Alfred L. Ivry menulis dalam karyanya sebagai berikut :

“AL-Kindi (c. 185/801-c. 260/873) was the first Muslim Philosopher. Philosophical studies in the cecond/eight century were in the hands of Christian Syiriac, who were Primarily physician. They started, thought encouragement by the caliph, to translate greek writings into Arabic. Being the first Arab Muslim to study science and philosophy, al-Kindi was rightly called “ the Philosopher of the Arabs.”[7]

Jelaskan bagaimana sejarah filsafat islam lahir dari kitab suci al-Qur’an hingga menjadi disiplin filsafat.
Jawaban :
‘Abd al-Latif ‘Ibadah mengatakan “أن القرآن يحتوي علي أصول فلسة إلهية و طبيعة و إجتماعية و سياسية  لم تسبر إلي الآن أغورها بالرغم من المحاولات الجادة التي قام بها بعض علماء الكلام و الفلاسفة المسلمين.[8]
Al-Qur’an merupakan sumber dan inspirasi dari segala ilmu pengetahuan termasuk filsafat, dalam al-Qur’an tidak akan pernah ditemukan kata al-falsafah, tetapi akan ditemukan kata al-hikmah. Kata al-hikmah tercatat dalam al-Qur’an berkali-kali, sedangkan failisuf, orang yang menekuni falsafah/berfalsafah tercatat sebagai al-hakim. Seperti kita ketahui para Nabi mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah. Dengan kata lain para Nabi adalah para failusuf.[9]
Setelah wafatnya Rasulallah keilmuan semakin berkembang, ijtihad mulai bermunculan, dari ijtihad-ijtihad ini melahirkan banyak corak pemikiran dari para mujtahid. Dan pada masi ini disiplin keilmuan mulai ada, seprti :Ilmu Fiqh, Ilmu hadist, Ilmu al-Qur’an dan lain-lain. Bahkan aliran-aliran keilmuan filsafat dalam islam mulai bermunculan juga seperti :  Filsafat Taklidiah, Ilmu kalam, Ilmu Tawwuf ilmu fiqih (Ushul Fiqh) dimasukkan dalam ranah filsafat.
                                   




[1] Hamid Fahmi Zarkasyi, Makalah : Filsaat Islam, dari Tradisi Menuju Islamisasi, hal 7
[2] Seperti dikutip olejj Hamid Fahmi Zarkasyi dalam, De Boer, T.I, The History o Philosophy in Islam, Curzon Press, Richmond, U.K.,1994, pp 28-29, 309. The emphasize on Translation see Myers, Eugene A., Arabic Thought and The Western World.  Fredrick Ungar Publishing Co, New York, 1964, hal. 7-8
[3] Olivear Leamam, An Introduction to medieval Islamic Philosophy, Cambridge : Cambridge University Press 1985, hal 5
[4] Fahmi Muhammad ‘Ulwan, al-Qiyam al-Daruriyah wa Maqasid al-Tasyri’I al-Islami, Kairo : Dar al-Fikri al_’Arabi, cet I : 1367, hal 7
[5] A. Mustofa, Filsafat Islam. (Bandung : Pustaka Setia, 2004), hal 104
[6] Falsafah/filsafat adalah : ajaran hukum dan perilaku; ilmu mencari kebenaran dan prinsip-prinsip dengan menggunakan kekuatan akal; kata-kata arif yang bersifat didaktis. Lihat, Puis A Partanto & M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola 2001), hal 169
[7] Ivry L. Alfred, al-Kindi’s Metaphysics, A translation of Ya’qub Ibnu Ishaqal-Kindi’sTreatise “ On First Philosophy” ( Fi al-Falsafah al-Ula).  ( New York : State University of New York Press 1974). P 421
[8] ‘Abd al-Latif ‘Ibadah, Taqyimu al-Islamiyah al-Ma’rifah al-Falsafiyah fi al-‘Usur al-Sabiqah, wa istikhlas ma yumkinu an nafida minhu fi al-‘asri al-Hadir, dalam buku Abhas nadwah nahwa falsafah Islamiyah mu’asirah, Malaysia : The International of Islamic Thuoght 1994, hal 302
[9] Sayyed Hossen Nasr dan Oliver Leamen, Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam (buku pertama), terj Bandung : Mizan, 2003, hal 40

Jumat, 21 November 2014

“ PARA PERINDU RUJAK & PELECING “


 diangkat dari kisah nyata. cerita ini ketika ditulis sambil menahan perasaan dan menahan gereng dileher.
Sekitar pulul 16.15 WIB, ane bergegas mengganti pakaian, yg sebelumnya menggunakan sarung dan baju kaos diganti dg baju koko berwarna hitam dan celana panjang berwarna hitam ( semua serba hitam, kulitpun hitam, hehe  ) setelah beres berganti penampilan ane pun turun ke lantai 2 untuk bertemu dg ghofur ( kader pondok bayan ) 
Ane : pun...ayo berangkat KE GONTOR 2 
Gofur : teh kek.....( dg logat bayan )
Ane : mtor dimana .....?
Gofur : di grasi belakang...
Tak lama kemudian kami berangkat menuju GONTOR 2 dg kecepatan 30 km/jam, terasa seperti pembalap keong....perjalan kami tempuh sekitar 20 menit. Sesampainya di GONTOR 2, para santri berlarian terbirit2 bak dikejar harimau....eh...ternyata...... dikejar bagian keamanan, maklum.. ketika itu wkatunya untuk shalat maghrib...
Ane : berembe pun......? adib sudah dimasijid, kita tunggu ok...
Gofur : ya dh ( dg logat leong )
Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu adib, sampai selesai shalat......
Burrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr....suara hentakan sendal para santri berlari turun dari masjid,mereka berlari menuju dapur....satu persatu, hidung perhidung kami perhatikan adib tak tampak
Ane : pun....embe adib....?
Ghofur : ga’ tau saya ( dg logat bayan bercampur leong )
Ane : coba di bayan, jarak 1 km udah ketahuan mana adib...
Setelah berdialog, tak lama, dari kejauhan tampak seorang dg perawakan tinggi, berkulit kusam berjalan dg kepala tunduk ( lapah jage )mendekati kami, beberapa detik kami perhtikan eh...ternyata....ADIB PANGESTU RAMADHAN ( putranya bu’ Hj Nur karimah & pak H. Agus Sono ) lansung menyalami kami, raut wajahnya berubah secepat kilat, yang tadinya murung menjadi cerah penuh kebahagian.....
Ane : berembe kabar......?
Adib : baik..
Ane : mangan dib.....?
Adib : teh....( dg semangat )
Ane : dimana...?
Adib : di kafe......
Mengantri dg tertib, menunggu giliran jatah.....
mas....itu ambil nasiny mas...mas itu ambil nasinya, terdengar suara dari belakang kami...
ane : endek tao keradengan wayah ne.....
adib : aok wah.....sang lapah gatik ( dg logat santong bercampur gb baru )
Setelah makan malam, iseng-iseng ane buka TAB SAMSUNG punya gofur 
Ane : dib, udah liat fotonya mas ung......?
Adib : dek man......( dg logat santong )
Ane : ni liat ni....
Kami asyik melihat foto2 acara pernikahan mas ung dg......( maaf ga’ tau nama yg perempuan ), disela2 foto itu tmpak satu foto. terpampang satu Buah cobek + anak cobek dg hiasan sambal terasi, sepiring mangga yang teriris2.....adib dan ane saling pandang...
Ane : dib....gereng leher mas ichank ( sambil megang leher ) .Adib cengik 
Adib : aok...adib endah ( sambil menelan air liur )....