Saya terdiam
meratapi bangsa ini, bangsa yang besar katanya, bangsa yang kaya akan SDA
katanya, bangsa yang merdeka dulunya. Setiap kali membaca media, saya tidak
pernah mengucap Alhamdulillah tetapi mengucap Astaghfirullah. Mungkin bukan
hanya saya sendiri, tetapi saya yakin teman-teman juga demikian. Apadaya, untuk
saat ini kita hanya orang kecil yang hanya bisa berdo’a kepada yang maha kuasa.
Ketika rakyat
Indonesia dibingungkan dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM
(Bahan Bakar Minyak), ketika rakyat protes dengan melakukan demonstrasi
besar-besaran atas kebijakan ini, ketika rakyat merasa dibodohi dan dibohongi
oleh kebijakan yang tidak logis ini, ketika rakyat kecil menjerit lantaran
meratapi hidup yang semakin susah karena harga semua bahan pokok melonjak
tinggi, ketika pedagang dan pembeli sama rasa menanggung derita. ketika semua
rakyat Indonesia menanggung permasalah ini dengan reaksi yang berdeda-beda.
“Ichaaank…terdengar teriakan
ditengah-tengah lamunanku, suara itu berasal dari luar pintu kamarku dan aku
tersadar
“Ya…siapa ?” jawabku
“Dargo ni ?”
“Oh..ente go”
“Ada apa ?” dengan penuh rasa
penasaran
“Sugul teh” (Baca : Keluar ayo)
“Sugul jok embe kek” (Baca : Keluar
Kemana)
“Pergi isi perut, laper ni” Jawabnya
sambil menghelus-helus perut
“Ok..” jawabku simple dan penuh
semangat dan kamipun berangkat
Tujuan kami
belum jelas, mau makan apa ? dan cari makan dimana ? motor terus kulajukan
dengan kecepatan 50 Km, motor-motor, mobil-mobil ku salip dengan perlahan,
kemudian sawah-sawah aku lewati, gang-gang kecil ku lalui. Pada akhirnya mataku
tertuju pada tulisan “ Bakso Pak Min, Moro Seneng “, motor ku berhentikan
secara mendadak
“Kita coba ini gimana ?” tanyaku
kepada dargo
“Ok dah” jawabnya singkat
Kami memang
suka pergi keliling mencari makan (wisata kuliner). Pergi ke kota Ponorogo
mencari buku, cukup 10 sampai 20 menit walaupun ini tujuan inti kami, tetapi
mencari makan sampai berjam-jam padahal hanya sampingan. Bayangkan, bagaimana
anehnyaa kami.
Motor aku
parkirkan di bawah pohon mangga tepat disamping warung bakso Pak Min, aku
melangkah masuk dan aku duduk sambil membaca menu yang ada. Diluar lamunanku yang tadi, aku heran dengan
bapak ini. Semua yang kubayangkan mengenai kesusahan rakyat Indonesia, ternyata
berbalik 90 derajat. Ia tidak menaruh harga mahal untuk satu mangkok bakso
disaat semua harga barang serba mahal, ia tidak ingin memberatkan pembeli, ia
ingin berbagi kepada sumua orang.
Adalah Pak Min
salah satu dari sekian banyak pedangan bakso yang ada di ponorogo. Pak Min pemilik
warung bakso moro seneng, yang berada di tempat yang tidak strategis, jauh dari
kota dan jauh dari keramaian. Tepatnya di dalam gang kecil di Jl. Sedap Malam.
Tapi nama dan penikmatnay sudah dimana-mana. Warung pak Min tidak begitu besar,
tidak begitu mewah. Warungnya hanya berukuran kurang lebih 3 X 5 M berdinding
dari anyaman bambo dan beratapkan seng, sangat sederhana.
Tetapi jangan
kira, walaupun dengan fasilitas warung yang tidak terlalu besar pak Min hanya
bekerja seorang diri ?. Pak Min memiliki tiga karyawan dan tidak memiliki
karyawati, karyawan yang ada adalah remaja-remaja yang diambil dari kampung
asal Pak Min, yaitu Magetan. Jadi Pak Min bisa dibilang menejer tetapi
terkadang sekali duakali Pak Min ikut terjun melayani pelanggan yang datang.
Warung bakso
milik pak Min, ramai pengunjung, karena harga yang sanagat bersahabat. Satu
mangkok bakso hanya Rp. 4.000 saja, jadi bisa untuk semua kalangan (menengah
kebawah atau menengah ke atas). Rasa dan porsi enggak kalah dengan bakso-bakso
restoran. Saya pribadi terheran-heran dan terkagum-kagum dengan kelezatan bakso
ala Pak Min, satu sendok kuah baksonya sudah terasa di lidah, melekat di hati.
Bagi sebagian
orang yang biasa makan bakso selalu ditemani embel-embelnya, jangan takut tidak
ada, Karena sudah disediakan campuran yang cukup pariatif mulai dari tahu
goreng, lontong, kerupuk, dan kacang asin yang siap menambah kelezatan bakso
ini. Minuman juga tersedi, mulai dari air putih, teh hangat, es teh, es jeruk, jeruk hangat dll.
Dijamin tidak akan mengecewakan dan bakalan ketagihan
Untuk diketahui kami (saya dan dargo) sering menghabiskan empat porsi bakso pak Min, ditambah dua lontong, tiga tahu, dua kacang asin, dua bungkus kerupuk dan satu gelas es teh.
wah kalua ini sih.. langganan ane dari MABA ( Mahasiswa Baru ).. karena selain pedagangnya bersahabat, harganya juga bersahabat gan..
BalasHapus